Resume Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
Ditulis Oleh Prof. Dr. H. Prayitno, Msc.Ed. & Drs. Erman Amti
BAB I : LATAR BELAKANG
A. PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT
Dunia terus berkembang yang
ditandai dengan perkembangan masyarakat dari zaman pertanian (yang berlangsung
sampai abad ke-18), zaman industrialisasi (abad ke-19-20) dan zaman teknologi
informasi (mulai abad 21).
Saat Bangsa-bangsa yang belum maju ada dorongan untuk mengejar ketertinggalannya, dalam waktu sesingkat-singkatnya, zaman informasi menciptakan era globalisasi yang membuat seluruh dunia seakan-akan “menjadi satu”.
Globalisasi berasal dari kata global yang berarti menyeluruh. Kata global dapat pula dikaitkan dengan globe yang berarti bulatan bumi secara menyeluruh. Dengan demikian, globalisasi adalah suatu keadaan yang menyangkut segenap bagian dunia secara menyeluruh. Apa yang terjadi di salah satu bagian bumi dapat dengan mudah diketahui secara nyata atau bahkan memengaruhi bagian bumi yang lain.
Dengan teknologi juga memungkinkan bagi manusia untuk mencapai tempat-tempat yang tadinya jauh dan mustahil untuk ditempuh dalam waktu yang sangat singkat. Ditambah dengan penemuan komputer lebih menyemarakkan lagi kecanggihan teknologi yang dapat diterapkan untuk segenap bidang rekayasa, sampai ke bidang seni lukis sekalipun yang mengakibatkan kehidupan manusia dipenuhi informasi dengan volume dan intensitas yang semakin meningkat.
Dalam menghadapi masa depan yang terus berubah, ada dua kelompok yang terbagi, yaitu orang-orang yang akan bersikap pesimistik dan optimistik. Orang yang bersikap pesimistik yang memandang bahwa globalisasi dapat menggoncang dan mengganggu keseimbangan masyarakat. Namun yang bersikap optimismik yang berpandangan bahwa globalisasi merupakan kesempatan untuk mengadakan perubahan, perbaikan dan peningkatan terhadap segala sesuatu yang selama ini dirasakan kurang berkembang.
Salah satu dampak nyata mordernisasi dalam era globalisasi adalah peningkatan kebutuhan dan keinginan masyarakat, baik dalam jenis maupun dalam intesitasnya. Keinginan yang semakin meningkat adalah hal yang wajar selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral dan sosial yang diterima oleh masyarakat, serta sesuai dengan kemampuan individu atau kelomok yang bersangkutan (kemampuan fisik, mental, keuangan) dan peraturan yang berlaku.
Era globalisasi hendaknya menjadi pemicu bagi pengembangan manusia secara optimal. Mereka harus belajar menyiapkan diri sendiri untuk menghadapi era baru dengan sikap dan kemampuan yang tepat dan memadai, yaitu kemampuan mengantisipasi, mengakomodasi, mereorientasi, dan menangani masalah (Makagiansar, 1990).
B. MANUSIA : MAKHLUK YANG PALING INDAH DAN BERDERAJAT PALING TINGGI
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang
paling indah dan paling tinggi derajatnya. Sebagaimana yang diketahui, manusia
diciptakan untuk menjadi khalifah atau pemimpin di bumi. Hakikat keindahan
artinya senang dan bahagia. Dengan demikian, manusia dapat diartikan bahwa
tiada sesuatu pun ciptaan Tuhan yang menyamai keberadaan manusia yang mampu
mendatangkan kesenangan dan kebahagian tanpa mengenal waktu dan tempat.
Predikat “paling tinggi” berarti
bahwa tidak ada makhluk lain yang dapat mengatasi dan mengalahkan manusia. Sebagaimana
Nabi Adam sebagai manusia pertama yang telah diberi bekal untuk mengenal dan
menguasai dunia setelah diturunkan ke bumi bersama istrinya, Siti Hawa.
Hakikat manusia sebagai makhluk paling indah dan
tinggi derajatnya mendorong manusia untuk terus maju dan berkembang tanpa
henti, dari zaman ke zaman. Menurut sejarah, kemajuan dan perkembangan manusia
itu tidaklah selalu mulus dan setiap saat membawa kesenangan dan kebahagiaan.
Perang dan persengketaan antarkelompok manusia sering terjadi dan membawa
malapetaka maupun kesengsaraan. Kelompok yang satu demi kesenangan dan
kebahagiaannya sendiri, meranpas kesenangan dan kebahagiaan dari kelompok lain.
C. DIMENSI-DIMENSI KEMANUSIAAN
Keberadaan dan kehidupan manusia secara
perseorangan maupun kelompok menampakkan gejala-gejala mendasar sebagai berikut
:
- Antara orang yang satu dengan orang-orang lainnya terdapat berbagai perbedaan yang kadang-kadang bahkan sangat besar. Sebagaimana pepatah mengatakan, “Rambut boleh sama hitam, namun isi kepala boleh jadi berbeda.” Kalimat itu menggambarkan betapa luasnya perbedaan pendapat orang yang satu dengan yang lainnya.
- Semua memerlukan
orang lain. Hampir setiap kegiatan seseorang melibatkan peran orang lain.
Seperti kegiatan makan, yang membutuhkan seseorang untuk memasak dan menyiapkan
makanan tersebut.
- Kehidupan manusia tidak bersifat acak ataupun sembarangan, tetapi mengikuti aturan tertentu. Seluruh aturan dan ketentuan yang dimaksud pada dasarnya ditujukan demi tercapainya kesenangan dan kebahagiaan manusia dalam arti seluas-luasnya.
- Dari sudut tinjauan agama, kehidupan tidak semata-mata hanya menyangkut dunia semata, melainkan juga menjangkau kehidupan akhirat. Dengan demikian, apa yang dikerjakan oleh manusia pada hari ini akan dipetik atau dipanen hasilnya kelak di kemudian hari.
Kehidupan manusia
sebagian besar dikendalikan oleh dinamika pengembangan dirinya sendiri atas
dasar kemauan, kesadaran, kesengajaan. Dalam diri manusia terdapat kebebasan
alamiah (Adler, 1981). Dengan kebebasan alamiah itu manusia dapat “mengubah
dirinya secara kreatif mau apa dan mau menjadi apa sesuai dengan pilihannya
sendiri. (Adler, 1981, h. 141).
Keempat
gejala mendasar yang diuraikan sebelumnya merupakan dimensi kemanusiaan. Kemudian
dimensi kemanusiaan tersebut terbagi lagi menjadi dimensi keindividualan (individualitas),
dimensi kesosialan (sosialitas), dimensi kesusilaan (moralitas), dan dimensi
keberagamaan (religiusitas). (Prayitno, 1990).
Perkembangan dimensi keindividualan mendorong
seseorang memperkembangkan segenap potensi secara optimal mengarah kepada aspek-aspek
kehidupan yang positif, yang menjadikan individu mampu berdiri tegak dengan
kepribadiannya sendiri, teguh, positif, produktif, dan dinamis. Perkembangan
dimensi kesosialan membuat manusia mampu berinteraksi, bergaul, bekerja sama,
dan hidup bersama orang lainnya. Dimensi kesusilaan mengajarkan moral, norma,
etika dan berbagai ketentuan yang berlaku sehingga dapat menjadi pemersatu
antara dimensi individualan dan dimensi kesosialan. Pelengkap dari kehidupan manusia yang
seutuhnya adalah menjangkau kehidupan duniawi dan akhirat, yaitu dimensi
keagamaan. Dalam dimensi keberagamaan ini manusia menghubungkan diri dalam
kaitannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Melayani dan menerima berbagai macam desain dan penulisan kreatif. Konsultasi lebih lanjut klik page service
atau klik link di bawah!
D. MANUSIA SEUTUHNYA
Manusia seutuhnya
mengacu kepada kualitas manusia sebagai makhluk yang paling indah dan paling
tinggi derajatnya, serta kepada perkembangan yang optimal keempat dimensi
kemanusiaan. Manusia seutuhnya adalah mereka yang mampu menciptakan dan
memperoleh kesenangan dan kebahagiaan bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya.
Di Dunia Barat berkembang berbagai ide
besar yang mengisi dan memengaruhi perkembangan kehidupan masyarakat, yaitu ide
tentang kebenaran, kebaikan, keindahan, kebebasan, kesamaan dan keadilan
(Adler, 1981). Kekurangan yang paling nyata dari keenam ide besar yang
berkembang di Dunia Barat itu adalah ide-ide besar tersebut tidak menampung
dimensi keberagamaan.
Adapun ciri-ciri umum manusia ideal yang mampu berfungsi secara penuh menurut Sappington (1989), yaitu mereka :
- Secara sadar mampu
mengontrol hidupnya sendiri;
- Melihat dan memahami
diri sendiri dan dunia luarnya secara tepat;
- Menerima diri sendiri
dengan segenap kekuatan dan kelemahannya;
- Penuh tenggang rasa
(toleran) terhadap orang lain;
- Mampu membangun
hubungan yang akrab dan mendalam dengan sejumlah orang;
- Bertindak dengan
motivasi untuk mencapai tujuan dan tidak sekadar untuk terhindar dari tekanan
tertentu;
- Mampu untuk berubah, khususnya untuk hal-hal penting.
Di Indonesia,
gambaran manusia seutuhnya mengacu pada dasar negara Pancasila. Sebab setiap
sila yang terkandung keempat dimensi kemanusiaan yang tidak bisa dipisahkan
antara sela yang satu dengan sila yang lain.
E. PERLUNYA BIMBINGAN DAN KONSELING
Dewasa ini, sumber permasalahan yang
dihadapai oleh anak-anak, remaja dan pemuda kebanyakan berasal dari luar diri
mereka sendiri. Sikap orang tua dan anggota keluarga, keadaan keluarga secara
keseluruhan, pengaruh film – telivisi – video, iklim kekerasan dan
kekurangdisiplinan yang berlangsung di masyarakat, kelompok-kelompok sebaya
yang bertindak menyimpang dan berbagai faktor negatif lainnya dalam kehidupan
sosial di luar sekolah, semuanya menunjang timbulnya masalah-masalah pada
anak-anak, remaja dan pemuda tersebut. (Barr-Johnson & Hiett, 1978; Nelken
& Gallo, 1978; Feldhausen, 1978).
Makin derasnya perubahan sosial yang
terjadi dan makin kompleksnya keadaan masyarakat akan semakin meningkatkan
derajat rasa tidak aman bagi para remaja dan pemuda (William, 1977) yang dapat
mengubah kondisi kehidupan sosial, ekonomi, politik, psikologis setiap orang.
Di sinilah sekolah berperan menjadi penuntas dari problematika para remaja dan
pemuda dengan adanya pelayanan bimbingan konseling.
Apabila misi sekolah adalah menyediakan
pelayanan yang luas untuk secara efektif membantu siswa mencapai tujuan
perkembangan dan mengatasi permasalahannya, maka segenap kegiatan dan kemudahan
yang diselenggarakan dapat dengan mudah mewujudkan keempat dimensi kemanusiaan
dalam rangka mewujudkan perkembangan yang sebenarnya sebagai manusia yang
seutuhnya.
Download selengkapnya .....