Awalnya Kabupaten Musi Rawas termasuk
dalam wilayah keriesidenan Palembang (1825-1966). Hal ini diawali oleh jatuhnya
Kesultanan Palembang dan perlawanan Benteng Jati serta Enam Pasirah dari
Pasemah Lebar ke tangan pemerintah Belanda. Sejak Saat itu Belanda mengadakan
ekspansi dan penyusunan pemerintahan terhadap daerah ulu Palembang yang berhasil
dikuasainya. Sistim yang dipakai adalah Dekonsentrasi.
Baca Selengkapnya di Sejarah Musi Rawas
Baca Juga
FALSAFAH DAN LAMBANG DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS
BENTUK
Lambang Daerah Kabupaten Musi Rawas berbentuk perisai yang menyerupai
jantung. Dimana terdapat 5 (lima) sudut yang mencerminkan bahwa Kabupaten Musi
Rawas merupakan bagian dari wilayah lima unsur Pramugari Negara yang berasal
dari rakyat, yakni :
Angkatan Darat
Angkatan Udara
Angkatan Laut
Kepolisian Republik Indonesia
Pemerintahan Sipil
WARNA
Lambang Daerah dihiasi oleh tata warna sebanyak 5 (lima) macam warna
yang terdiri dari :
- Latar belakang warna merah
- Tulisan Nama Daerah Musi Rawas, padi, dan kapas berwarna emas
- Lukisan bukit, batang karet, dan kapas berwarna hijau
- Kembang kapas dan lukisan garis mendatar berwarna putih
- Sungai Musi bertemu dengan Sungai Rawas berwarna biru
FILSAFAT & TATA WARNA
Latar belakang warna merah : Melambangkan
bahwa daerah Musi Rawas memiliki pahlawan-pahlawan yang muncul dan berasal dari
Daerah ini.
Tulisan Nama Daerah Musi Rawas : Berasal dari penyatuan dua Daerah ex. Kewedanan, yakni Kewedanan Musi Ulu dan kewedenan Rawas. Meskipun keduanya mempunyai dua bahasa Daerah yang berbeda, yakni Bahasa Musi dan Bahasa Rawas, namun keduanya dapat saling mengerti. Warna kuning emas mencerminkan bahwa di kandungan Bumi Daerah Kabupaten Musi Rawas terdapat emas yang merupakan logam mulia yang tinggi nilainya disamping bahan mineral lainnya. Falsafah dan tulisan dengan warna kuning di atas warna biru mengandung arti bahwa Musi Rawas terletak di Daerah Agraris yang subur.
Lukisan sebuah bukit : Adalah bukit sulap yang terletak dalam radius kota Lubuklinggau yang melambangkan “suatu kemegahan” yang khas di Daerah Musi Rawas, karena Bukit Sulap adalah bukit yang pandai bermain sulap, dilihat dari kejauhan dia tetap dekat, sedangkan warna hijau berarti subur makmur.
Lukisan Garis-Garis Mendatar sebanyak 6 Garis : Melambangkan Daerah Kabupaten Musi Rawas terdapat 6 (enam) macam kebudayaan asli, dengan 6 bahasa berlainan, tetapi sebagian besar mereka saling mengerti, baik bahasa maupun adat dan kebiasaan masing-masing, yaitu : Bahasa dan Adat Musi, Bahasa dan Adat Rawas, Bahasa dan Adat Saling, Bahasa dan Adat Rejang, Bahasa dan Adat Jawa, Bahasa dan Adat campuran atau pendatang. Sedangkan warna putih perak berarti kesucian dan kemurnian sebagain dasar tempat mendirikan kebenaran yang universal.
Lukisan Batang Karet : Lukisan pangkal batang karet ini melambangkan bahwa dalam sejarah perkembangan tradisional penduduk Daerah Musi Rawas standar penghidupannya tergantung dari hasil perkebunan karet rakyat, sedangkan usaha tani lainnya hanya merupakan suatu sekunder. Pangkal batang karet yang berwarna hijau melambangkan kesuburan pohon, sedangkan putih adalah warna getah susu/latex dengan mangkok dan cangkirnya.
Lukisan Tangkai Kapas : Melambangkan kandungan alam sebagai
sumber kegiatan ekonomi di Kabupaten Musi Rawas, 5 (lima) sumber alam potensial
yang sekaligus melambangkan Kemakmuran
masyarakat dan daerah yaitu : Karet (perkebunan rakyat), Emas (Potensial),
Minyak Bumi (Potensial), Batu Bara (Potensial), Alumunium (Potensial). Warna hijau dan putih daun kapas melambangkan
kesuburan daerah ini dan kapas merupakan bahan benang yang asli.
Baca Juga :
Lukisan Sebatang Padi : Terdiri dari 20 butir padi melambangkan bahwa di Kabupaten Musi Rawas terdapat 20 struktur pedesaan dengan kegiatan sosial dan ekonominya memberikan karakteristik wilayah-wilayah, yakni : 18 Marga yang merupakan kesatuan wilayah dengan dusun-dusun yang berlainan, serta 2 daerah yang bersekutuan adat terdiri dari beberapa kelurahan yang sederajat dengan kekerioan dalam marga dengan sumber penghidupan bertani dan bertanam padi sawah dan padi ladang. Warna kuning emas adalah keaslian warna butir-butir padi yang telah masak dapat dijumpai sepanjang musim.
Lukisan sungai : Lukisan sungai yang membentuk setengah lingkaran dan menyatu menjadi bagian bawahnya melambangkan sungai Musi dan Sungai Rawas saling bertemu menjadi satu di Daerah Musi Ilir, dekat perbatasan dengan Musi Banyuasin yang terkenal dengan Muara Rawas. Kesatuan dari nama Sungai Musi dan Sungai Rawas itulah yang menjadi sumber sejarah daerah ini menjadi Kabupaten Musi Rawas. Kedua sungai tersebut mengandung falsafah Daerah, yaitu : walaupun penduduk daerah ini bermacam adat budaya dan bahasa lokal, namun landasan keyakinan hidup berbangsa dan bernegara satu, yaitu pancasila dengan pengertian tunggal yang resmi dan satu tujuan perjuangan hidup, yang menciptakan dan mewujudkan persatuan dan persekutuan daerah untuk menuju cita-cita adil, makmur, dan bahagia dalam arti jasmani dan rohani.
Editor : Ismi Muthmainnah