This website uses cookies to ensure you get the best experience on our website.
Address
Jl. Perumnas Nikan II, Kel. Air Kuti, Kec. Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, 31628
Email
inagrafis@gmail.com
Phone
082273079834
BIOGRAFI RADEN AJENG KARTINI DAN PERJUANGANNYA DALAM EMANSIPASI WANITA
Home » Artikel  »  BIOGRAFI RADEN AJENG KARTINI DAN PERJUANGANNYA DALAM EMANSIPASI WANITA
Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di desa Mayong, Jepara, Jawa Tengah, dari keluarga bangsawan Jawa.
Sosroningrat,_regent_van_Djapara

Ayah Kartini, R.M.A.A. Sosroningrat.

BIOGRAFI RADEN AJENG KARTINI

Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di desa Mayong, Jepara, Jawa Tengah, dari keluarga bangsawan Jawa. Ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, adalah seorang pejabat pemerintah di Jepara, yang dikenal sebagai bupati atau regent. Ibunya, M.A. Ngasirah, berasal dari keluarga priyayi yang terhormat. Kartini adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara.

R.A. Kartini tumbuh dalam lingkungan keluarga yang memberinya kesempatan untuk belajar, meskipun pada masa itu pendidikan formal untuk perempuan sangat terbatas. Ayahnya adalah sosok yang progresif dan memberikan Kartini akses pada buku-buku dan literatur. Kartini mulai menyadari ketidakadilan sosial yang dihadapi oleh perempuan Jawa diusia mudanya, dan membuka pemikirannya tentang pentingnya perubahan dalam status dan pendidikan perempuan.

Kartini1900s

R.A. Kartini aktif dalam memperjuangkan hak-hak perempuan Jawa, terutama hak pendidikan. Beliau menentang tradisi yang mengharuskan perempuan untuk menikah pada usia dini dan memperjuangkan hak untuk memiliki akses yang sama dengan laki-laki dalam hal pendidikan formal.

R.A. Kartini juga menulis tentang pentingnya membebaskan perempuan dari tradisi poligami dan kekerasan dalam rumah tangga. 



Salah satu kontribusi paling berharga Kartini adalah surat-surat yang ditulis kepada teman-temannya di Belanda, terutama kepada Rosa Abendanon, istri Residen Belanda di Jepara. Surat-surat ini mencerminkan pemikiran dan aspirasi Kartini tentang pentingnya pendidikan dan emansipasi wanita. Surat-suratnya memberikan wawasan mendalam tentang kondisi sosial dan budaya Jawa pada masanya dan menjadi bagian penting dari warisan intelektualnya.

COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_gebouw_van_de_Kartinischool_geopend_op_22_juli_1918_aan_de_Feitweg_in_Buitenzorg_TMnr_60002657

Meskipun R.A. Kartini tidak dapat secara langsung mendirikan sekolah untuk perempuan, gagasannya diwujudkan oleh sahabatnya, Rosa Abendanon, yang mendirikan sekolah pertama untuk perempuan di Indonesia pada tahun 1912, yang diberi nama Sekolah Kartini.

R.A. Kartini juga terlibat dalam kegiatan sosial dan pendidikan lainnya, seperti menyelenggarakan kursus-kursus bagi perempuan dewasa dan mengadvokasi hak-hak perempuan dalam konferensi-konferensi.

Creative Agency
SEKARANG DESAIN JADI LEBIH MUDAH

Hanya dengan klik tombol di bawah, kamu sudah bisa terhubung dengan Admin kami! ^_^

Konsultasi Sekarang

Raden Ajeng Kartini menikah dengan K.R.M. Adipati Singgih Djojo Adhiningrat, seorang bangsawan dari Rembang. Pernikahan R.A. Kartini dengan Adipati Djojo Adhiningrat terjadi pada tahun 1903. Saat itu, R.A. berusia 24 tahun.

Djojo Adhiningrat, atau yang lebih dikenal dengan sebutan RM Adipati Ario Sosronegoro, berasal dari keluarga bangsawan yang memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat Jawa pada masa itu. Pernikahan tersebut merupakan pernikahan yang diatur oleh keluarga, seperti kebanyakan pernikahan pada masa itu di kalangan bangsawan Jawa.

Meskipun pernikahan tersebut merupakan bagian dari tradisi pada zamannya, R.A. Kartini dan Djojo Adhiningrat kabarnya memiliki hubungan yang harmonis. Djojo Adhiningrat diyakini memahami dan mendukung perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan. Namun, karena Kartini meninggal pada tahun 1904, hanya setahun setelah pernikahannya, setelah melahirkan anak pertamanya yang kemudian diberi nama Soesalit Djojo Adhiningrat, pada 17 September 1904. 

Kisah pernikahan mereka tidak memiliki banyak catatan yang terdokumentasi. 

36878576_197506060867285_6245350853222334464_n

R.A. Kartini bersama suami K.R.M. Adipati Singgih Djojo Adhiningrat,
Bupati Rembang, 1903

800px-Makam_Kartini

Meskipun hidupnya singkat, warisannya sangat besar dan membawa dampak yang besar dalam peradaban hingga masa kini.

R.A. Kartini diakui sebagai salah satu pahlawan nasional wanita Indonesia dan hari lahirnya, 21 April diperingati sebagai Hari Kartini setiap tahunnya. 

Pemikiran dan perjuangan R.A. Kartini terus memengaruhi perkembangan  pendidikan dan hak-hak perempuan di Indonesia, dan dia dianggap sebagai salah satu simbol perjuangan emansipasi wanita di Indonesia.

Meskipun tantangan yang dihadapi oleh perempuan Indonesia pada masa ini terbilang berat, semangat dan perjuangan Kartini harus tetap menjadi sumber inspirasi bagi kita semua.

Dalam memperingati Hari Kartini, mari kita bersatu untuk melanjutkan perjuangan untuk kesetaraan dan keadilan bagi semua warga Indonesia. Dengan bersama-sama dan saling bergandengan tangan, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih adil dan inklusif, sesuai dengan visi dan impian Kartini untuk Indonesia yang lebih baik.

Editor : Ismi Muthmainnah